Sabtu, 06 Mei 2017

Pengalaman Menjadi Mahasiswa Geofisika Eksplorasi

Selamat pagi karena gw nulis ini pagi-pagi banget. Lagi pengen nulis dan update blog aja yang udah lama banget gak keurus ini. Padahal target buat nulis skripsi masih banyak yang belum. Hahaha. Oh ya, terakhir update waktu itu semester 4 abis nonton seminar tentang geothermal. Secara gak sengaja gw tiba-tiba aja tertarik untuk menyelami dunia geothermal dan ingin menjadi ahli geothermal.

Nah, kali ini gw pengen berbagi pengalaman gw menjadi mahasiswa geofisika dari semester 5 sampe sekarang semester 8.

Awal mengira masuk peminatan Geofisika mungkin kebanyakan akan berpikir seperti : "Ah pasti enak nih bakal banyak jalan-jalannya", atau "Hmm, gw pengen masuk geofisika karena nanti pasti dapet gajinya gede, secara bisa ke minyak gitu loh". Gw gak memungkiri gw termasuk ke dalam orang yang banyak itu pada sekitar semester awal kuliah. Tapi semua berubah sob.

Semua berubah tapi tidak perasaanku ke kamu semenjak semester 4 gw ngambil kelas yang pengampunya adalah dosen-dosen geof! Ilmu fisika yang gw pelajari selama ini sangat aplikatif di geof. Yang paling berkesan adalah gw bisa mengenal sosok seorang dosen yang sangat baik hati dan bersahaja. Beliau yang membuat gw tertarik untuk terjun ke dunia geothermal. Mulailah gw berdiskusi dengan beliau dan bertanya lebih jauh, walaupun masih semester 4 coy (masuk peminatan itu semester 5). Gw beranggapan memulai lebih awal akan lebih baik. Gw juga sudah menetapkan beliau yang akan jadi dospem gw nanti.

Semester 5 gw dikagetkan dengan matkul-matkul geof yang buanyak banget hapalannya, ini yang gw omongin tentang matkul geologi sih. Harus ngapalin dan ngenalin batuan-batuanlah. Gw termasuk orang yang dulunya jago   lemah dalam hal hapalan. Tapi ini jadi tantangan tersendiri buat gw.

"Ketika sudah tercemplung ke satu bidang, maka harus fokus pada bidang tersebut."
Aku kembali diingatkan tentang kalimat tersebut, hari ini, sama kamu.

Kembali lagi ke topik pembahasan kali ini. Semester 5 gw diajak sama dospem gw tersebut untuk ikut survey geolistrik langsung di lapangan panas bumi di suatu daerah nun jauh di sana. Sebut saja Garut. Perasaan gw gimana? SENENG GAK KETULUNGAN. Kapan lagi mahasiswa semester 5 udah bisa langsung merasakan gimana geophysicist kerja di lapangan :"). Di lapangan selama kurang lebih 2 minggu gw merasakan kangen yang luar biasa sama keluarga gw di rumah, khususnya Mama, dan adek-adek gw. Kebetulan juga waktu itu gw ulang tahun, ngerayain ulang tahun sendirian dan jauh tanpa keluarga sangat menyedihkan buat gw yang terbiasa bersama.

Di lapangan gw mendapatkan banyak pengalaman berharga. Mulai dari paham bagaimana cara akuisisi geolistrik, cara menggunakan alat dan navigator, gimana lelahnya saat di lapangan terlebih medan yang naik-turun (ini penting diketahui karena geothermal berada di gunung-gunung yang medannya berundulasi). Awal-awal fisik gw kaget karena gak terbiasa, tapi lama-lama gw bisa menyesuaikan. Siap-siap berangkat shubuh dan berangkat jam 6 pulang sekitar jam 3 atau 4 sore. Seru banget! Belajar juga tentang Safety di lapangan.

Semester 6 dilalui seperti semester-semester sebelumnya, tapi dengan semangat yang lebih membara. Halah lebay gw. Awal sampai akhir semester kondisi Mama memburuk dan sering bolak-balik RS untuk check up dan operasi. Bulan Mei menjadi awal yang berat. Bulan Mei juga menjadi awal yang indah, aku mengenal dirimu. Pada akhirnya semua akan kembali bukan? Hanya masalah menunggu waktu habis saja. Mama berpulang pada Bulan Juli 2016, menyusul Ayah yang terlebih dahulu pergi.

Semester 7 gw berat banget. Semua terasa berbeda. Gw pikir gw harus tetap semangat, tersisa waktu 2 semester lagi (Semester 8) buat gw lulus. Oh ya, entah awal semester 7 atau akhir semester 6 gw ditawarin buat ikut penelitian dospem gw itu, Penelitian tentang Geothermal di Gunung Pancar pake metode gravitasi. Gw langsung iyakan karena ini emang passion gw. Sempet pengen juga buat lulus 3,5 tahun hahaha.

Skip skip, penelitian tersebut pun terlaksana, survey akuisisi geofisika ke Gunung Pancar kurang lebih 10 hari berjalan lancar. Target dari penelitian ini adalah publikasi ilmiah. Alhamdulillah terwujud akhir-akhir ini untuk publikasi.

Semester 8 gw diawali dengan kegalauan karena yang gw kira gw akan meneliti Gunung Pancar tersebut tetapi akhirnya enggak. wkwkwk. Gw sampe sekarang masih sedang menyusun Skripsi gw, kali ini memakai metode MT dan Gravitasi. Mungkin lain kali kalo lagi iseng bakal gw tulis tutorial tentang MT atau gravitasi.

So, Menjadi mahasiswa geofisika yang gw jalanin dari semester 4 sampe sekarang banyak rasanya. Setiap peristiwa pasti dapat diambil hikmahnya, bukan? Buat yang galau mau milih jurusan apa, gw saranin jangan masuk geofisika! Jangan dah, nanti lu ketagihan!







Minggu, 21 Juni 2015

Seminar Nasional “The Role of Geophysics In Geothermal Exploration and Monitoring”


Sesi Pagi, dimoderatori oleh Munazyi, S.Si dengan kalimat pengantar yang menyatakan bahwa pada Desember 2010, Indonesia memiliki kurang lebih 40% geothermal dunia.
Pembicara pertama pada sesi pagi ini adalah Pak Yunus Daud, yang menyampaikan presentasi berjudul “Geothermal dan Peran Geofisikawan dalam Eksplorasi Geothermal dan Monitoring”.

Bumi kita didominasi panas. Sumber energi panas ini tidak akan habis (tidak selamanya). Suhu di inner core sekitar 5000o C. Terdapat penjelasan mengenai typical volcanic systems dan juga plate tectonic processes. Dimana yang bisa dimanfaatkan adalah yang dalam keadaan cooling down.  Pengertian dari Geothermal Reservoir itu sendiri adalah keadaan umum yang menggambarkan transfer panas alami. Transfer panas itu berlangsung dari “heat source” ke “heat sink”. Clay cap yang terjadi diakibatkan karenan adanya alterasi.
Geothermal systems dibagi menjadi tiga, yakni Hydrothermal System (dimana air hujan lebih banyak dari air magma), Volcanic System (dimana air hujan lebih sedikit dari air magma), dan campuran keduanya yakni Volcanic-hydrothermal system.
Adanya geothermal terdapat tanda-tanda di permukaan. Tanda-tanda permukaan itu antara lain kolam panas, kolam air panas, silica sinter, geyser, fumarol, mata air panas asam berasosiasi dengan mud pools dan ground collapse, erupsi hidrothermal, dan juga alterasi geothermal.
Klasifikasi geothermal menurut fase terbagi menjadi dua, yakni single phase, dan two phase. Berdasarkan suhunya geothermal diklasifisikasikan menjadi low temperature (<100oC), moderate temperature (100-200)oC dan juga high temperature (200oC). Rata-rata tekanan hot water/steam ini adalah kurang lebih 20 bar.
Adapun manfaat dari energi Geothermal ini antara lain energi yang aman dan bersih, renewable & sustainable, dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan digunakan secara langsung (Direct uses), dapat membangkitkan listrik yang kontinyu (dengan catatan penggunaan harus tepat) dan dapat menjadi “base load”, dapat menggantikan bahan bakar fosil, mengurangi impor & manfaat ekonomi lokal, dapat dibangun secara “modular” bertahap & dapat mendukung program kelistrikan di daerah terpencil (remote sites).
Karakteristik Geothermal di Indonesia yakni adalah graben, dome, caldera dan dieng mixing model. Potensi panas bumi di Indonesia sangat besar, yakni 1.403,5 MW, dimana paling banyak di Sumatera.
Lalu, bagaimana peran geophysicist dalam Geothermal exploration? Dalam Eksplorasi Geothermal dibutuhkan yang namanya survey Geoscience, bisa disebut dengan 3G Technology, yakni Geologi, Geokimia dan Geofisika. Kegunaan dari masing-masing survey sebagai berikut:

  • Survey Geologi: untuk memperkirakan kondisi geologi dan struktur.
  • Survey Geokimia: untuk memperkirakan kondisi geokimia (fluida)
  • Survey Geofisika: untuk memperkirakan kondisi geofisika (interprestasi bawah permukaan)
Ketiga survey diatas saling terintegrasi, artinya ketiganya saling membutuhkan informasi satu-sama lain agar diperoleh kesimpulan.
            Metode-metode yang dipakai Geophysicist dalam eksplorasi Geothermal adalah MT/CSAMT/TDEM, Survey Gravity, Micro Earth Quake (MEQ) dan Temperature. MT (Magnetotellurik) Technology bertujuan untuk mengetahui resistivity. Harus memperhatikan data akuisisi, processing, modelling dan interpretation agar hasil yang diperoleh akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
            Pembicara kedua dalam Seminar Nasional ini adalah Bapak Ir. Abadi Poernomo, M.Sc. Beliau menyampaikan presentasi dengan judul “Prospek Pengembangan Panas Bumi di Indonesia”. Asosiasi Panas Bumi Indonesia terdiri dari 600 orang lebih. Beliau pertama-pertama menjelaskan tentang energi dan kehidupan dan juga sumber daya energi. Masalah saat ini adalah masalah pengelolaan energi, antara lain ketergantungan pada energi fosil, harga atau tarif energi, sosial masyarakat, tata kelola pemerintah, local content, dan juga dukungan pendanaan.
            Penilaian dunia Internasional terhadap ketahanan energi Indonesia, Kanada berada pada posisi pertama sedangkan Indonesia berada pada posisi ke-60, sungguh ironis. Sasaran kebijakan energi nasional antara lain perubahan paradigma, elastisitas energi, intensitas energi, rasio elektrifikasi, rasio penggunaan gas rumah tangga, dan bauran energi. Di bidang Geothermal sendiri masih membutuhkan banyak orang ahli untuk mengembangkannya.
            Pembicara ketiga yakni Bapak Ir. Doddy Astra, M.Sc menyampaikan presentasi yang berjudul “Geophysics Application in Chevron GPO”. Beliau lebih banyak menjelaskan tentang bagaimana keadaan sumur Geothermal yang dikelola Chevron dan tentang perekrutan kerja dari Chevron. Chevron pernah mengeksplor hampir 20% geothermal dunia. Saat ini ada 4 sumur yang dikelola Chevron, dua di Indonesia dan dua di Filipina. Di Indonesia terdapat di Darajat (271 MW) dan Salak (377 MW). Di Filipina terdapat di Tiwi (93 MW) dan MakBan (177 MW). Total yang dikelola Chevron GPO sebanyak 918 MW.
            Aktifitas di Geothermal adalah eksplorasi dan teknik penilaian (Appraisal Technique). Produksi energi Geothermal terbagi menjadi tiga yaitu manajemen reservoir, Production Facilities, dan Geothermal wells. Adapun perekrutan kerjanya pada bagian Exploration Activities dibutuhkan 3-5 orang Geophysicist dan pada Base Business Activities dibutuhkan 1 orang Geophysicist. Chevron merekrut para ahli tidak terkecuali Fresh Graduate. Namun biasanya para lulusan baru ini akan disuruh mengikuti pelatihan “Horizon training program” selama kurang lebih 5 tahun.
            Pembicara keempat yakni Bapak Julfi Hadi, M.Sc menyampaikan presentasi yang berjudul “Exploration Postmortem in GSF; MT case study”. Beliau menjelaskan tentang Geothermal Development Cost Risk. Kita harus memperkirakan biaya pembangunan dan selanjutnya akan diperoleh tarif yang bisa diterima. Adapun tahap-tahapnya antara lain pre-feasibility, exploration, feasibility, design, construction, and commissioning production. Upstream Risks (Uncertainties). Lalu selanjutnya beliau memberikan workshop singkat mengenai MT for Geothermal Exploration, yakni MT Inversion 1D, 2D, dan 3D.

Perkenalan

Hai nama gw, Tri Widjaya Putranto, panggilannya Tri. Semua postingan awal di blog ini udah gw bersihkan dikarenakan tidak penting. Sekarang gw kuliah di UI jurusan Fisika dan peminatan Geofisika Eksplorasi. Blog ini rencananya bakal gw gunain untuk share pengetahuan gw yang minim ini kepada kalian. Salam kenal! :D