Minggu, 21 Juni 2015

Seminar Nasional “The Role of Geophysics In Geothermal Exploration and Monitoring”


Sesi Pagi, dimoderatori oleh Munazyi, S.Si dengan kalimat pengantar yang menyatakan bahwa pada Desember 2010, Indonesia memiliki kurang lebih 40% geothermal dunia.
Pembicara pertama pada sesi pagi ini adalah Pak Yunus Daud, yang menyampaikan presentasi berjudul “Geothermal dan Peran Geofisikawan dalam Eksplorasi Geothermal dan Monitoring”.

Bumi kita didominasi panas. Sumber energi panas ini tidak akan habis (tidak selamanya). Suhu di inner core sekitar 5000o C. Terdapat penjelasan mengenai typical volcanic systems dan juga plate tectonic processes. Dimana yang bisa dimanfaatkan adalah yang dalam keadaan cooling down.  Pengertian dari Geothermal Reservoir itu sendiri adalah keadaan umum yang menggambarkan transfer panas alami. Transfer panas itu berlangsung dari “heat source” ke “heat sink”. Clay cap yang terjadi diakibatkan karenan adanya alterasi.
Geothermal systems dibagi menjadi tiga, yakni Hydrothermal System (dimana air hujan lebih banyak dari air magma), Volcanic System (dimana air hujan lebih sedikit dari air magma), dan campuran keduanya yakni Volcanic-hydrothermal system.
Adanya geothermal terdapat tanda-tanda di permukaan. Tanda-tanda permukaan itu antara lain kolam panas, kolam air panas, silica sinter, geyser, fumarol, mata air panas asam berasosiasi dengan mud pools dan ground collapse, erupsi hidrothermal, dan juga alterasi geothermal.
Klasifikasi geothermal menurut fase terbagi menjadi dua, yakni single phase, dan two phase. Berdasarkan suhunya geothermal diklasifisikasikan menjadi low temperature (<100oC), moderate temperature (100-200)oC dan juga high temperature (200oC). Rata-rata tekanan hot water/steam ini adalah kurang lebih 20 bar.
Adapun manfaat dari energi Geothermal ini antara lain energi yang aman dan bersih, renewable & sustainable, dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan digunakan secara langsung (Direct uses), dapat membangkitkan listrik yang kontinyu (dengan catatan penggunaan harus tepat) dan dapat menjadi “base load”, dapat menggantikan bahan bakar fosil, mengurangi impor & manfaat ekonomi lokal, dapat dibangun secara “modular” bertahap & dapat mendukung program kelistrikan di daerah terpencil (remote sites).
Karakteristik Geothermal di Indonesia yakni adalah graben, dome, caldera dan dieng mixing model. Potensi panas bumi di Indonesia sangat besar, yakni 1.403,5 MW, dimana paling banyak di Sumatera.
Lalu, bagaimana peran geophysicist dalam Geothermal exploration? Dalam Eksplorasi Geothermal dibutuhkan yang namanya survey Geoscience, bisa disebut dengan 3G Technology, yakni Geologi, Geokimia dan Geofisika. Kegunaan dari masing-masing survey sebagai berikut:

  • Survey Geologi: untuk memperkirakan kondisi geologi dan struktur.
  • Survey Geokimia: untuk memperkirakan kondisi geokimia (fluida)
  • Survey Geofisika: untuk memperkirakan kondisi geofisika (interprestasi bawah permukaan)
Ketiga survey diatas saling terintegrasi, artinya ketiganya saling membutuhkan informasi satu-sama lain agar diperoleh kesimpulan.
            Metode-metode yang dipakai Geophysicist dalam eksplorasi Geothermal adalah MT/CSAMT/TDEM, Survey Gravity, Micro Earth Quake (MEQ) dan Temperature. MT (Magnetotellurik) Technology bertujuan untuk mengetahui resistivity. Harus memperhatikan data akuisisi, processing, modelling dan interpretation agar hasil yang diperoleh akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
            Pembicara kedua dalam Seminar Nasional ini adalah Bapak Ir. Abadi Poernomo, M.Sc. Beliau menyampaikan presentasi dengan judul “Prospek Pengembangan Panas Bumi di Indonesia”. Asosiasi Panas Bumi Indonesia terdiri dari 600 orang lebih. Beliau pertama-pertama menjelaskan tentang energi dan kehidupan dan juga sumber daya energi. Masalah saat ini adalah masalah pengelolaan energi, antara lain ketergantungan pada energi fosil, harga atau tarif energi, sosial masyarakat, tata kelola pemerintah, local content, dan juga dukungan pendanaan.
            Penilaian dunia Internasional terhadap ketahanan energi Indonesia, Kanada berada pada posisi pertama sedangkan Indonesia berada pada posisi ke-60, sungguh ironis. Sasaran kebijakan energi nasional antara lain perubahan paradigma, elastisitas energi, intensitas energi, rasio elektrifikasi, rasio penggunaan gas rumah tangga, dan bauran energi. Di bidang Geothermal sendiri masih membutuhkan banyak orang ahli untuk mengembangkannya.
            Pembicara ketiga yakni Bapak Ir. Doddy Astra, M.Sc menyampaikan presentasi yang berjudul “Geophysics Application in Chevron GPO”. Beliau lebih banyak menjelaskan tentang bagaimana keadaan sumur Geothermal yang dikelola Chevron dan tentang perekrutan kerja dari Chevron. Chevron pernah mengeksplor hampir 20% geothermal dunia. Saat ini ada 4 sumur yang dikelola Chevron, dua di Indonesia dan dua di Filipina. Di Indonesia terdapat di Darajat (271 MW) dan Salak (377 MW). Di Filipina terdapat di Tiwi (93 MW) dan MakBan (177 MW). Total yang dikelola Chevron GPO sebanyak 918 MW.
            Aktifitas di Geothermal adalah eksplorasi dan teknik penilaian (Appraisal Technique). Produksi energi Geothermal terbagi menjadi tiga yaitu manajemen reservoir, Production Facilities, dan Geothermal wells. Adapun perekrutan kerjanya pada bagian Exploration Activities dibutuhkan 3-5 orang Geophysicist dan pada Base Business Activities dibutuhkan 1 orang Geophysicist. Chevron merekrut para ahli tidak terkecuali Fresh Graduate. Namun biasanya para lulusan baru ini akan disuruh mengikuti pelatihan “Horizon training program” selama kurang lebih 5 tahun.
            Pembicara keempat yakni Bapak Julfi Hadi, M.Sc menyampaikan presentasi yang berjudul “Exploration Postmortem in GSF; MT case study”. Beliau menjelaskan tentang Geothermal Development Cost Risk. Kita harus memperkirakan biaya pembangunan dan selanjutnya akan diperoleh tarif yang bisa diterima. Adapun tahap-tahapnya antara lain pre-feasibility, exploration, feasibility, design, construction, and commissioning production. Upstream Risks (Uncertainties). Lalu selanjutnya beliau memberikan workshop singkat mengenai MT for Geothermal Exploration, yakni MT Inversion 1D, 2D, dan 3D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar